Kartini. Jika mendengar nama
itu mungkin kita langsung mengingat tentang perjuangan seorang wanita yang
memperjuangkan emansipasi wanita. Tapi ternyata perjuangan kaum wanita tidak
hanya berhenti pada Kartini saja. Masih
ada kaum wanita yang berjuang demi membangun Desa impian mereka. Nurpiah
seorang wanita dari sebuah Dusun yang terbelakang yang memiliki inisiatif untuk
membentuk sebuah paguyuban yang menggerakkan para wanita untuk membuat Desa
impian.
Dasun,itulah nama sebuah Dusun yang terletak di punggung
Gunung Wilis tepatnya Desa Joho Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Memang sulit
untuk bisa mencapai Desa tersebut karena terletak di lereng gunung maka jalanan
naik turun yang tidak mulus harus
ditempuh untuk sampai di Dusun itu. Latar belakang perekonomian warga Dasun
cukup sulit. Mayoritas penduduk hanya bekerja sebagi petani di sawah yang lahannya tidak begitu luas, ada juga yang
sebagai peternak namun ternak yang dimiliki pun juga tidak banyak.
Sedangkan ibu-ibu di Dusun Dasun
hanyalah sebagai ibu rumah tangga dan membantu para suami mereka bekerja di
sawah. Dari semua mata pencaharian warga Dusun Dasun tersebut tentu belum bisa
untuk menyejahterakan kehidupan mereka. Bukan hanya kesulitan dalam segi perekonomian
saja,namun kurangnya pendidikan dan pengetahuan warga yang membuat Desa
tersebut sulit untuk berkembang. Karena masyarakat Dasun hanya mengenyam
pendidikan sekolah dasar saja.
Melihat
kondisi Desa yang memprihatinkan. Muncullah inisiatif Nurpiah untuk membentuk sebuah paguyuban yang dapat membantu
kesejahteraan kehidupan warga Dusun Dasun. Awalnya Nurpiah hanya membicarakan
rencana pembentukan paguyuban itu dengan beberapa ibu-ibu. Setelah itu menyebar
ke warga yang lain dari mulut ke mulut. Rencana itu pun mendapat beraneka ragam
tanggapan dar para warga. Ada yang menanggapi positif yaitu setuju untuk
bergabung dalam paguyuban itu. Namun ada pula yang menaggapi negatif,karena
mereka ragu dengan kemampuan para ibu-ibu yang ingin mengelola paguyuban itu. Tapi
hal itu tidak merubah semangat Nurpiah untuk tetap berupaya mendirikan
paguyuban ini. Dimulai dengan 25 orang anggota, Nurpiah dan anggota yang lain
mulai menggerakkan beberapa program yang mereka buat. Dan hingga saat ini anggota
bertambah menjadi 40 orang.
Banyak
sekali kegiatan yang diadakan oleh PAGUYUBAN PEREMPUAN SIDO RUKUN ini. Di
antaranya mereka mendirikan TPA sebagai media untuk melestarikan tradisi agama.
Mereka mengajarkan kepada anak-anak Dasun pendidikan agama islam dan tradisi
islami dari Dusun mereka. Selain itu paguyuban yang kini diketui oleh Sulastri
itu juga mengadakan koperasi simpan pinjam. Koperasi ini membarikan pinjaman
dengan bunga yang sangat rendah. Yang pastinya koperasi tersebut sangat
membantu perekonomian warga Dusun Dasun.
Bukan hanya itu saja untuk meningkatkan perekonomian warga, ibu-ibu
paguyuban juga mengadakan UKM. UKM yang mereka dirikan adalah di bidang
produksi kripik pisang, dikarenakan pisang
sangat mudah di dapatkan di Dasun. Dalam pembuatan kripik pisang ini
anggota paguyuban dibagi menjadi dua kelompok. Setelah itu kripik pisang hasil
produksi dijual ke kota. Dan hingga saat ini hasil dari penjualan kripik pisang
itu sangat membantu keuangan rumah tangga ibu-ibu paguyuban. Tidak hanya itu
saja, ada pula usaha ternak kambing dimana kambing-kambing yang dipelihara oleh
ibu-ibu paguyuban itu nanti akan dikembang biakan dan hasilnya akan dibagi
rata.
Saat ini hasil dari kerja keras ibu-ibu paguyuban mulai dirasa sangat
membantu perekonomian dan kehidupan warga Dusun Dasun. Kehidupan perekonomian
para warga yang bergabung dalam paguyuban itu mulai lebih baik. Namun dibalik
semua itu usaha untuk membangun paguyuban SIDO RUKUN menjadi maju dan berhasil
tidaklah mulus. Banyak hambatan-hambatan yang dihadapi. Diantaranya banyaknya
warga yang kurang percaya dan ragu dengan kemampuan ibu-ibu dalam mengelola
paguyuban tersebut. Selain itu para aparat Desa pun enggan dalam memberikan
bantuan dan dukungan kepada paguyuban itu,karena mereka meragukan kemampuan ibu-ibu
yang hanya lulusan sekolah dasar. Mulanya hambatan-hambatan itu sempat membuat
anggota paguyuban merasa patah semangat dan tidak percaya diri untuk terus
mengembagkan paguyuban tersebut. Namun setelah diberi pengarahan dan pengertian tentang tujuan diadakannya paguyuban ini adalah untuk
merubah kehidupan Dasun agar lebih makmur dan menjadi Dusun impian, semangat
mereka pun kembali berkobar. Dan hingga saat ini para wanita itu bisa
membuktikan bahwa ditangan para wanita, Dusun Dasun bisa menjadi Dusun impian. Dusun
yang aman,tentram dan sejahtera.
0 komentar:
Posting Komentar